Sabtu, 17 Desember 2011
Sekilas Tentang Bios
Prosesor merupakan otak sebuah sebuah komputer yang mengeksekusi semua
perintah-perintah yang ada. Prosesor bisa mengetahui kapan memori siap untuk dibaca dan ditulisi, berapa kecepatan kerja yang harus dipakai, drive apa yang saja yang terhubung pada PC tidak lain yakni dengan sebuah perangkat yang bisa mengendalikan semua itu yaitu BIOS.
Basic Input Output System (BIOS) merupakan firmware atau software kecil yang diisikan pada sebuah chip untuk mengatur dan mengkonfigurasikan sistem PC. Ia pengatur dan pengendali kerja sistem komputer saat pertama kali hendak bekerja, sebelum masuk kesistem operasi.
Pada sistem operasi berbasis 32-bit atau di atasnya seperti Window 95 atau yang lebih baru, BIOS lebih banyak dibutuhkan saat sistem melakukan booting awal. Setelah sistem masuk ke sistem operasi, BIOS tidak berperan terlalu banyak karena sebagian besar tugasnya sudah diambil alih oleh sistem operasi.
Secara lengkap, BIOS pada motherboard modern memiliki tugas antara lain:
1. Mendeteksi dan melakukan konfigurasi perangkat-perangkat media
penyimpan standar yang biasanya dimiliki sebuah PC. Perangkat-perangkat
ini misalnya harddisk, drive optik,floppy drive, dan lain-lain.
2. Melakukan Power On Self Test (POST) untuk mendeteksi, apakah
perangkat-perangkat vital sudah terinstal dengan benar pada sistem PC.
3. Mendeteksi dan menentukan letak sistem oprasi yang terpasang pada PC.
4. Melakukan pengaturan waktu secara real time. waktu yang diatur pada
BIOS ini nantinya juga akan digunakan pada sistem oprasi.
5. Melakukan konfigurasi memori utama maupun memori cache yang terdapat
pada sistem.
6. Mendeteksi dan melakukan pengaturan untuk port-port yang terpasang pada
motherboard PS/2, USB, Port Paralel, Port Serial, dan lain-lain.
7. Mendeteksi dan melakukan pengaturan frekuensi kerja yang dipakai pada
prosesor, termasuk mendukung beragam tipe prosesor yang mungkin
digunakan PC.
8. Melakukan seleksi dan pengaturan untuk fitur-fitur khusus yang ada pada
motherboard seperti koreksi kesalahan memori, perlindungan antivirus, dan
sebagainya.
9. Melakukan pengaturan untuk fitur-fitur tambahan yang dikerjakan oleh
chip-chip tambahan sepeti audio, jaringan, SATA, RAID, dan lain-lain.
10. Mendeteksi dan memonitor untuk fitur-fitur vitalseperti suhu prosesor,
kecepatan kipas prosesor, dan tegangan yang digunakan.
11. Melakukan pengaturan tenaga untuk sistem PC.
12. Mendeteksi dan mengatur urutan pencarian perangkat untuk booting awal.
13. Melakukan proteksi untuk keamanan PC.
Dalam melakukan pekerjaannya, BIOS tidak bekerja sendiri. Pada motherboard modern, paling tidak ada 2 komponen lain yang bekerjasama dengan BIOS ini yaitu baterai CMOS (Complementary Metal-Oxid Semiconductor) dan memori CMOS. Dua komponen ini punya tugas yang jelas dan berhubungan satu dengan yang lain.Chip CMOS bertugas menyimpan semua pengaturan yang dilakukan oleh pengguna. Agar pengaturan-pengaturan pada BIOS dapat terus tersimpan dalam chip CMOS yang menggunakan memori NVRAM/TC (Non Volatile RAM/Real-Time Clock) dibutuhkan suplai arus listrik yang tak terputus. Disinilah fungsi baterai CMOS yang bertugas menyuplai arus terus menerus sehingga pengaturan BIOS yang telah dibuat pada chip CMOS tidak hilang.
Chip CMOS sendiri bentuknya beragam. Jika pada generasi pentium-III atau sebelumnya bentuknya mirip dengan IC yang beredar, saat ini chip CMOS bentuknya lebih ramping dan biasanya hanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran yang sangat kecil. Meski ukurannya kecil, rata-rata chip CMOS pada motherboard modern berisi program BIOS dengan kapasitas 4 MB. Sementara, baterai CMOS yang banyak dipakai umumnya berbentuk bundar pipih terbuat dari lithium dari tipe CR2032 yang cukup tahan bekerja hingga ribuan jam. Baterai jenis ini dapat diganti dengan mudah bila kemampuannya sudah menurun atau habis. Beberapa motherboard tidak menggunakan baterai dari jenis seperti ini tetapi menggunakan baterai CMOS yang tertanam mati pada motherboard, dengan masa pakai sekitar 10 tahun atau lebih, tergantung pemakaian. Namun pemakaian baterai tanam sudah jarang digunakan. Baterai jenis ini sengaja digunakan dengan asumsi pemakaian motherboard tidak akan lebih dari 10 tahun. Namun, bila baterai jenis ini bermasalah, sulit untuk menggantinya, kecuali
membeli motherboard yang baru. Bila baterai CMOS tidak bekerja dengan baik, bisa dipastikan pengaturan-pengaturan yang dibuat pada BIOS akan terganggu, atau bahkan hilang sama sekali. Indikasi pertama gagal berfungsinya baterai biasanya ditandai dengan kacaunya penanggalan. Pada motherboard modern jika ada gangguan pada baterai CMOS ini, sistem akan melakukan peringatan agar baterai segera diganti. Namun, saat baterai diganti, berarti chip CMOS tidak mendapatkan arus sama sekali.
Dalam keadaan seperti ini, pengaturan BIOS yang telah ada sebelumnya akan hilang dan sistem kembali pada setting default alias konfigurasi BIOS yang diberikan dari pabriknya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar