Khutbah Jumat: Menjelang Akhir Zaman
Dipublikasi pada Jum'at, 02 Mei 2008 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 17763 kali.
Topik: Khutbah Jum'at
Artikel ini telah dibaca 17763 kali.
Topik: Khutbah Jum'at
Kemunculan Imam Mahdi bukan
berasal dari usahanya dan bukan pula suatu permintaan dari dirinya,
apalagi mengangkat diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Dan bahkan ia
sendiri sama sekali tidak tahu bahwa Allah SWT akan mengislahkannya
dalam waktu satu malam. Dan bahwa Allah SWT akan mempersiapkan baginya
suatu kaum yang berjumlah sedikit serta tidak punya persiapan dan
kekuatan.
Oleh: Agus Haris W
KHUTBAH I
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama’ah pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:
"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya."
Selanjutnya khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan, yang biasa kita kenal dengan istilah sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan kita bersama... imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan membahas tentang topik yang sedang hangat-hangatnya dibahas akhir-akhir ini yaitu tentang akhir zaman.
Kesadaran bahwa kita merupakan Ummat Akhir Zaman atau The Last of Mankind Living in the End of Time merupakan perkara penting. Sebab hal ini akan membawa kita pada keyakinan bahwa Hari Akhir telah dekat kedatangannya. Bahkan Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Ahzab: 63 sebagai berikut:
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari akhir. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari akhir itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu, boleh jadi hari akhir itu sudah dekat waktunya.”
Dan Rasulullah saw sendiri bersabda:
“Aku diutus sebelum kedatangan Hari Akhir sebagaimana jari telunjuk ini mendahului jari tengahku. ” (HR Muslim)
Rasulullah juga telah menjelaskan kepada kita sejak 15 abad yang lalu bahwa Ummat Islam yang hidup di Era Akhir Zaman ini akan mengalami perjalanan sejarah yang mengandung lima episode.
“(1) Masa Kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.
(2) Masa keKhalifahan yang mengikuti manhaj Kenabian berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.
(3) Masa Raja-raja yang menggigit berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.
(4) Masa Raja-raja yang memaksakan kehendak berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.
(5) Masa keKhalifahan yang mengikuti manhaj Kenabian kemudian Nabi diam. ” (HR Ahmad)
Hadits ini menguraikan Ringkasan Perjalanan Sejarah Ummat Islam yang terdiri dari lima episode sebagai berikut:
Episode I=> Kenabian
Episode II=> Kekhalifahan mengikuti manhaj (metode) Kenabian
Episode III=> Raja-raja yang Menggigit
Episode IV=> Raja-raja yang Memaksakan kehendak (para diktator)
Episode V=> Kekhalifahan mengikuti manhaj (metode) Kenabian
Episode pertama atau episode Kenabian adalah masa di mana umat Islam langsung dipimpin oleh Nabiyullah Muhammad saw secara langsung. Episode ini berlangsung singkat yaitu 23 tahun, tidak sampai seperempat abad lamanya. Tetapi ia merupakan masa yang singkat namun diberkahi Allah Ta’ala. Ketika Nabi baru diutus pada usia 40 tahun jazirah Arab sedang tenggelam di dalam nilai-nilai zhulumat al-jaahiliyyah (kegelapan nilai-nilai jahiliah). Sementara tatkala Nabi wafat pada usia 63 tahun telah terjadi transformasi sosial secara total sehingga jazirah Arab menjadi bersinar di bawah naungan Nurul Islam. SubhaanAllah. Episode pertama itu sudah berlalu berabad-abad yang silam.
Episode kedua atau episode Kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian adalah masa di mana setelah wafatnya Nabi Muhammad ummat dipimpin oleh para sahabat mulia yang dijuluki Khulafaa Ar-Rasyidin (para khalifah yang jujur, adil dan istiqomah mengikuti Allah dan RasulNya). Masa ini ditandai kepemimpinan sahabat-sahabat utama, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khattab, Ustman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Tholib. Episode ini juga berlangsung singkat yaitu 30 tahun, seperempat abad lebih sebagaimana prediksi Nabiyullah:
“Era Al-Khilafah di dalam ummatku berlangsung tigapuluh tahun, kemudian sesudah itu muncullah era kerajaan demi kerajaan. ” (HR At-Tirmidzi)
Episode kedua ini pun sudah berlalu berabad-abad yang lampau.
Kemudian muncullah episode ketiga atau episode kepemimpinan Raja-raja yang Menggigit. Ia adalah masa di mana ummat Islam dipimpin dengan pola kerajaan selama masa yang cukup lama yaitu sejak tahun 40 H hingga tahun 1342 H atau sekitar 14 abad. Episode ini terutama ditandai dengan berdirinya tiga kerajaan Islam besar-besar yaitu Daulat Bani Umayyah lalu Daulat Bani Abbasiyyah kemudian Kesultanan Turki Utsmani yang di dalam berbagai kitab sejarah dunia barat lebih dikenal dengan The Ottoman Empire.
Mengapa pada masa ini para pemimpin ummat dijuluki oleh Nabiyullah Muhammad saw sebagai “para raja yang menggigit”, padahal ummat masih menyebut mereka sebagai khalifah, institusi negara Islam masih bernama khilafah dan Al-Qur’an serta Sunnah Nabi masih dijunjung tinggi? Karena ketika itu suksesi pergantian kepemimpinan seorang khalifah kepada khalifah berikutnya menggunakan pola keturunan alias pola kerajaan. Sementara disebut “menggigit” karena para raja tersebut “menggigit” Al-Qur’an dan Sunnah, turun sedikit kualitasnya dibandingkan episode sebelumnya di mana para Khulafaa Ar-Rasyidin “menggenggam” Al-Qur’an dan Sunnah secara kuat dan mantap. Episode ketigapun sudah berlalu dan menjadi sejarah.
Episode keempat adalah masa kepemimpinan Raja-raja yang memaksakan kehendak atau para diktator. Ini adalah episode yang diawali semenjak runtuhnya kekhalifahan kesultanan Turki Ustmani pada tahun 1924. Episode ini ditandai dengan runtuhnya kesatuan Ummat Islam dengan kesatuan wilayah dan kepemimpinannya. Ummat Islam menjalani kehidupan laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Pada episode keempat ummat Islam menjalani masa paling kelam dalam sejarah Islam, masa yang sedang kita jalani saat ini.
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah
Isyarat akhir zaman telah terjadi dan pada masa sekarang inilah tanda-tandanya akan semakin nampak jelas sebagaimana yang difirmankan Allah SWT QS Muhammad: 18 sebagai berikut:
"Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya."
Dan juga tanda-tanda akhir zaman telah banyak disampaikan Rasululah dalam berbagai hadits yang mencapai derajat mutawatir, mutawatir artinya hadis sahih yang diriwayatkan secara berjamaah oleh orang-orang yang tsiqah atau terpercaya. Hadits-hadits yang menerangkan isyarat akhir zaman tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu hadits yang menerangkan tanda-tanda kecil akhir zaman dan tanda-tanda besar akhir zaman.
Adapun tanda-tanda kecil akhir zaman yang utama secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Ketika budak wanita melahirkan tuannya, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dan Ahmad. Hal ini merupakan kiasan dari banyaknya penaklukan Islam. Juga merupakan kiasan dari banyaknya kedurhakaan anak terhadap ibunya.
2. Tersebarnya pengkhianatan dan tuduhan terhadap orang-orang yang jujur. Rasulullah bersabda, “Di antara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran dalam kekejian, pemutusan silaturahim, pengkhianatan terhadap orang jujur, dan kepercayaan pada orang-orang yang berkhianat.” (HR. Ahmad).
3. Munculnya orang-orang bodoh yang ikut berbicara tentang urusan-urusan umum masyarakat. Rasulullah bersabda, “Di pintu gerbang hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan (yang penuh penipuan), dimana orang-orang jujur akan menjadi tertuduh dan orang-orang yang semestinya tertuduh dipercayai. Dan pada masa itu pula muncul Ar-Rawaibidhah.” Lalu sahabat bertanya, ‘Apakah Ar-Rawaibidhah itu?’ Berkata Rasulullah, “Yaitu orang bodoh yang berbicara tentang urusan-urusan masyarakat umum.” (HR. Ahmad, Thabrani dari Abu Hurairah RA)
4. Manusia saling bunuh membunuh tanpa haq dan tanpa tujuan kebenaran yang jelas. Bersabda Rasulullah, “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana pada zaman itu si pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh dan si terbunuh tidak mengerti mengapa ia dibunuh.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Dan masih banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang isyarat-isyarat kecil masa akhir zaman. Apabila kita amati apa yang telah dan sedang terjadi di berbagai belahan dunia, maka isyarat-isyarat sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah telah tampak dan sampai kepada kita. Dan sesungguhnya sebagaimana sering kita baca di berbagai sumber, di internet, buku-buku Islam, dan juga kajian-kajian Islam, masa ini kita umat Islam sedang dalam tahap menanti isyarat besar akhir zaman yang ditandai dengan munculnya Imam Mahdi.
Al-Mahdi al-Muntazhar (Imam Mahdi yang ditunggu) adalah seorang laki-laki muda dari kaum Muslimin yang berasal dari umat Nabi SAW. Namanya adalah Muhammad Ibn Abdullah (sama dengan nama Rasulullah). Al-Mahdi merupakan salah seorang dari khalifah dan pemimpin yang mendapat petunjuk. Telah bersabda Rasulullah SAW, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana bumi telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).
Telah bersabda Rasulullah SAW, “Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Kemunculan Imam Mahdi bukan berasal dari usahanya dan bukan pula suatu permintaan dari dirinya, apalagi mengangkat diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Dan bahkan ia sendiri sama sekali tidak tahu bahwa Allah SWT akan mengislahkannya dalam waktu satu malam. Dan bahwa Allah SWT akan mempersiapkan baginya suatu kaum yang berjumlah sedikit serta tidak punya persiapan dan kekuatan. Kemudian kaum tersebut membaiatnya di Ka’bah, sedangkan ia (Al-Mahdi) sendiri tidak menyukai atas baiat itu.
Kedatangan Imam Mahdi di akhir zaman adalah hal yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT dan telah tertulis dalam Ummul Kitab (Lauhul Mahfuzh), yang mana ia pasti akan muncul. Jadi, kemunculannya adalah seperti kedatangan al-Masih ad-Dajjal, Isa al-Masih putra Maryam, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta sisa tanda-tanda kiamat lainnya. Semoga kita tidak lengah dan tetap waspada akan datangnya Imam Mahdi ini sehingga kita tidak salah dalam mengimaninya kelak. Beliau adalah seorang pemimpin yang adil yang dia tetap bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad bin Abdullah yang lahir di Makkah 12 Rabiul Awal Tahun Gajah adalah utusan Allah yang terakhir.
KHUTBAH II
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, episode-episode yang telah dan akan dijalani oleh umat Islam. Maka nyatalah bahwa hari kiamat atau akhir zaman itu sebenarnya sudah semakin dekat. Apa yang harus kita hadapi sebagai seorang muslim dalam menjalani masa akhir zaman ini, setidaknya terdapat dua hal yang harus sama-sama kita pegang dan amalkan.
Yang pertama adalah, kita senantiasa berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah SWT, semoga kita tetap menjadi seorang yang beriman dan Islam tetap menjadi agama sampai di penghujung nafas kita di dunia. Dan juga perlindungan atas semakin derasnya arus fitnah yang sedang mendera kita, karena sesungguhnya saat ini kita sedang memasuki episode keempat sebagaimana yang sudah saya sampaikan di depan. Juga kita senantiasa berlindung kepada Allah atas fitnah Dajjal yang kedatangannya akan menjadi salah satu tanda besar akan datangnya hari akhir.
Begitu besarnya bahaya fitnah Dajjaal, sampai Rasulullah saw. memerintahkan kepada umatnya untuk senatiasa berdoa dalam setiap shalat agar terbebas dari fitnah tersebut. Beliau bersabda, “Jika kalian membaca tasyahud, maka berlindunglah dari empat hal, yaitu berkata: ‘Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal.’” (HR Muslim)
Yang kedua, datangnya hari akhir yang sudah semakin jelas janganlah diartikan untuk berlaku lemah dan meninggalkan kerja, meninggalkan menuntut ilmu atau dakwah. Akan tetapi sebaliknya kita harus optimis dalam berkarya dengan iman, ilmu, amal, dan takwa. Karena Rasulullah telah bersabda, “Jika kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan salah seorang kalian ada sebiji (bibit tanaman), maka jika ia sempat menanamnya menjelang kiamat itu, hendaklah ia menanamnya.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Dan marilah kita akhiri khutbah yang singkat ini dengan berdoa bersama-sama.
A’udzubillahiminasyaithonirrojim,
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin
allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat
wal muslimiina wal muslimaat
al-ahyaa-i minhum wal amwaat
innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat
wa yaa qaadhiyal haajaat
Ya Allah tunjukilah kami semua kepada perbuatan yang baik
dan jauhkanlah diri kami dari perbuatan yang mungkar dan terlarang.
Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar,
Berkahilah sisa umur kami,
Jadikan umur yang tersisa ini membawa kemaslahatan bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, dan bagi sebanyak-banyaknya umat Islam.
Ya Allah jadikanlah sebaik-baik perbuatan kami pada akhir hidup kami,
dan sebaik-baik kehidupan kami sebagai akhir hayat kami,
dan sebaik-baik hari kami, hari di mana kami akan bertemu dengan Mu.
Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal
Rabbana atina fiddunya hasanah, wafilakhirati hasanah, waqina ‘adza bannar,
Subhanarobbika robbil ‘izzati ‘amma yasifun, wassalamun’alal mursalin,
Walhamdulillahirobbil’alamin.